Empat Setengah Jam
Aku agak cemas dengan hujan yang terus mengguyur senja dan menghalangiku untuk melihatmu beberapa waktu terakhir. Pun siang itu.
Mungkin aku masih saja terkena efek dari kapucino klasik atau es coklat atau jus jambu aku tidak tahu. Yang jelas ada lega, perasaan nyaman dan menyenangkan. Meskipun masih juga ada pertanyaan-pertanyaan di kepalaku tentang apa yang sudah aku lakukan. Tapi ini kan bukan soal hal benar atau salah. Ini adalah soal menjadi sedikit lebih egois. Ketika aku menceritakannya padamu. Kata-kata itu. Tentang coretan-coretan pada buku. Aku pikir aku juga berhak untuk sedikit lebih bahagia.
Denganmu aku tersadar bahwa hidup punya cara sendiri bagaimana ia tiba-tiba menikam dari belakang ketika aku kira tidak ada masalah dan semuanya akan baik-baik saja. Atau bagaimana tiba-tiba hidup membantuku keluar saat semua hal tidak berjalan dengan semestinya, saat kembali terjerembab sebelum bangun dari jatuh, dengan menciptakanmu.
Hmm, adakah yang telah mengatakannya padamu; betapa pentingnya kamu bagi orang-orang disekitarmu. Membuat mereka percaya bahwa ada seseorang diluar sana yang selalu tersenyum untuk mereka. Tidak jarang ketika mereka jatuh, senyummu membuat mereka sedikit lebih baik, sedikit lebih berani untuk melangkah, sedikit lebih bahagia.
Aku adalah salah satu diantara mereka.
Dan untuk waktu yang sekali-dua kamu berikan padaku untuk menceritakan pengalaman-pengalaman berhargamu dan membagi keping-keping puzzle yang kamu temukan: terimakasih.