Te Aroha Au
Aku menemukan lengkung pelangi pada senyummu, senyum yang selalu membawa rasa nyaman, dan kamu membaginya hanya denganku; pada enambelas jam yang menakjubkan, pada sebungkus permen mint bolong dan sebotol air mineral, pada cerita senyum dan sedih, pada kisah-kisah tentang hidup, hari dan hati di sebuah bangku stasiun, di sepanjang jalan yang telah menjadi sunyi, di sambungan gerbong kereta api kelas bisnis yang menuju ke arah timur sembari menyeruput teh manis panas pukul tiga pagi setelah kita memutuskan untuk menaikinya tanpa tiket, pada setiap usaha kita saling meyakinkan bahwa apa yang kita lakukan tidak salah, pada tawa licikmu yang menyenangkan ketika aku benar-benar lupa nomor pin atm milikku, pada setiap langkah menyusuri kota di balik gunung yang punggungnya menutupi pagi, pada langit subuh berhias bulan purnama dengan bintang di sisinya, pada tawar-menawar dengan tukang becak yang akhirnya kamu tidak tega juga untuk meminta uang kembaliannya, pada bubur ayam yang tiba-tiba kamu temukan di depan sebuah toko buku dan rasanya ternyata enak sekali dan pada kata-kata “How wonderful life, while u’re in my world” di lagu Your Song-nya Al Jearreau.
Aku menemukan lengkung pelangi pada senyummu, senyum yang selalu membawa rasa nyaman, dan aku terlanjur mencintaimu.