Bahu Kecilmu
“Kamu butuh pelukan?” Kamu bertanya padaku. Mungkin setelah mendengar berjuta keluhku, atau setelah melihat bibirku gemetar, atau setelah merasakan sesak di dadaku, atau mungkin kamu memang memahamiku dalam kata-kata yang tidak sempat terucap olehku.
Aku ingin kamu ada di dekatku ketika aku melompat bahagia, aku juga ingin kamu ada di dekatku saat aku jatuh terpelanting, hancur berkeping, agar aku bisa segera mencarimu dan menghambur dalam pelukanmu; yang akan menyembunyikanku dari amukan hujan badai dari orang-orang terdekat, kemarahan angin dingin opini publik atau hanya dari ketakutanku sendiri tentang sepi.
Aku mengangguk. Lalu kamu memelukku. Bahu kecilmu begitu kuat ketika kamu mengangkat semua beban yang kupindahkan dan semua sesak yang kutumpahkan padamu. Aku hampir menangis, tenggorokanku kering, sesekali merasakan tanganmu mengusap punggungku, aku menciumi rasa sayangmu.
Kamu tahu, sahabatku? Bagiku, bahu kecilmu adalah tempat paling nyaman di dunia.