Kamu Tak Akan Jatuh Sakit, Sahabat
“Kamu tak perlu berusaha terlalu keras untuk menjaga hatiku,” gumamku padamu. “Hatiku terbuat dari karet, sehingga…”
“Tidak,” kamu menyela kata-kataku lalu menatap mataku. Kamu mungkin tidak tahu jika aku begitu menyukainya; memasuki dunia di balik sorot hangat dari sepasang mata milikmu. “Hatimu terbuat dari kaca, hatimu rapuh.”
Aku tersenyum. Ya, aku lupa, kamu ada disana, kamu yang mengetahui tentang hati yang pernah begitu rapuh di suatu bagian waktu dimana bersamaku kamu ikut memunguti serpihan kaca itu; hatiku.
Aku suka memasuki dunia di balik sorot hangat dari sepasang mata milikmu dan mengatakan aku mencintaimu berulang kali sampai kamu bosan mendengarnya. “Aku mencintaimu,” bisikku. Kamu tersenyum dan mengatakan hal yang sama. Lalu aku mengecupmu. Sejenak kunikmati diammu. Ah, tak perlu risau sahabatku, karena kamu tak akan jatuh sakit oleh kecupan itu.