Kata Kelana
Selamat datang mata yang berbinar-binar, senyuman yang tak pernah hilang, tangisan yang memecah hening di awal September, di lorong rumah sakit di tengah Jakarta, di sore hari yang panjang, di penghujung penantian tiga puluh satu jam.
Air yang menetes di sudut mata ibu dan perasaan meluap-luap dari bapak
adalah kegagapan kami menyambutmu.
Kami adalah teman terdekatmu yang akan menuntunmu, dari kata menjadi sebuah kalimat,
di sampingmu ketika kamu merangkai paragraf menjadi sebuah cerita; kisah hidupmu sendiri.
Kami adalah sahabat setiamu yang akan membantumu berkelana melihat dunia,
dan rumah; di mana kamu selalu bisa pulang.
Dan kamu, Kata Kelana;
adalah rindu, tempat berkumpul semua musim, dan berhentinya waktu.